RILIS.ID, Jakarta—
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) membahas skema pendanaan proyek MRT Jakarta di masa depan.
"Pada Senin (12/3) kemarin, kami menerima kunjungan dari sejumlah petinggi AIIB di Jakarta. Ada beberapa hal yang kami bahas, di antaranya skema pendanaan MRT kedepannya," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, di Jakarta, Selasa (13/3/2018).
Menurut dia, kedatangan sejumlah petinggi AIIB itu bertujuan untuk melihat langsung perkembangan protek MRT di Jakarta, sekaligus membicarakan mengenai skema pendanaan, tarif dan potensi bisnis
non-fare box MRT Jakarta.
William mengatakan, dalam pertemuan tersebut, setidaknya ada empat skema pendanaan yang dapat dilaksanakan.
Pertama, melalui pinjaman antar pemerintah dengan
equity investment dari pembiayaan pemerintah.
Kedua, melalui
commercial corporate finance dalam bentuk
asset-based,
corporate bonds, atau
export credit agencies untuk komponen impor.
Ketiga, melalui kemitraan pemerintah dan badan usaha.
Terakhir, yaitu melalui
Initial Public Offering (IPO).
PT MRT Jakarta, lanjut William, juga telah ditunjuk sebagai operator tunggal pengelola kawasan berorientasi transit (TOD) untuk proyek MRT tahap 1 dan proyek MRT tahap 2.
"Saya rasa penunjukan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan
non-fare box yang akan memastikan kelangsungan pembangunan sekaligus operasional MRT Jakarta," tutur William.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan hingga akhir Februari 2018, perkembangan konstruksi sipil dan arsitektural proyek MRT tahap 1 telah mencapai 91,86 persen. Kemudian, dua set kereta MRT diperkirakan akan tiba di Jakarta pada 26 Maret 2018.
"Kehadiran MRT bisa menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan, dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik, sekaligus memperbaiki kualitas udara," ungkap William.
Sumber: ANTARA